Liputan Kegiatan
Upaya Meningkatkan Perlindungan Hak Pekerja Migran Indonesia Jaringan Buruh Migran Berkolaborasi dengan ILO dan APINDO Adakan Focus Group Discussion mendorong Bisnis yang Bertanggung Jawab dan Fair Recruitment yang Responsif Gender
Jakarta Rabu 20 November 2024 telah dilaksanakan focus group discussion
bertemakan situasi terkini pelaksanaan
fair recruitment dan pengawasan penempatan dan perlindungan pekerja migran Indonesia yang responsif gender ILO
bekerjasama dengan Kementerian
Ketenagakerjaan, APINDO, dan Jaringan Buruh Migran (JBM) menyelenggarakan rangkaian kegiatan peningkatan
kapasitas mengenai Responsible Business
Conduct, Fair Recruitment dan
Pengawasan Ketenagakerjaan yang Responsif Gender untuk Meningkatkan
Perlindungan Hak Pekerja Migran Indonesia, khususnya perempuan yang bermigrasi
ke Malaysia (Koridor Indonesia – Malaysia).
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka upaya meningkatkan kapasitas dan komitmen perusahaan penempatan pekerja migran Indonesia untuk praktik Bisnis yang Bertanggung Jawab dan Fair Recruitment yang Responsif Gender. FGD ini dilaksanakan di Sekretariat APINDO Gd. Permata Kuningan Lt. 10 Jl. Kuningan Mulia Kav. 9C diikuti oleh dua puluh orang peserta yang berasal dari perusahan perekrutan dan penempatan (P3MI), yang berasal dari asosiasi ASPATAKI, HIMSATAKI, PEPERMINDO yang merupakan perwakilan Perusahaan P3MI yang berada di Jakarta.
Focus group discussion ini diawali dengan sesi pembukaan sambutan pertama disampaikan oleh Sinthia Harkrisnowo selaku National Programme Coordinator Protection of the Rights of Women and Children in Labour Migration(PROTECT) dalam sambutannya menyampaikan dalam sambutannya menyampaikan, bahwa kegiatan FGD yang diselenggarakan ini merupakan rangkaian kegiatan lanjutan dari kegiatan Lokakarya yang telah dilakukan pada tangga 7 November 2024 yang lalu terkait dengan fair recruitment atau panduan perekrutan yang adil yang responsif gender, hari ini kita melakukan FGD dengan isu yang sama karena kami melihat bahwa efektifitas dari implementasi standar ketenagakerjaan termasuk niat baik kita untuk mengaplikasikan standar ketenagakerjaan yaitu salah satunya adalah kode etik untuk perekrutan yang adil, ataupun Responsible Business Conduct, kami juga melihat perlu adanya monitoring pada pengawasan yang secara internal dilakukan oleh P3MI sebagai perusahaan dalam penerapan kode etik yang dilakukan maka ada pula proses monitoring internal kedalam dan eksternal melalui pengawasan dengan begitu baru dapat efektif. kemudian fair rekrutmen telah menjadi isu di global karena ada beberapa temuan dalam isu migrasi kerja yang sering dilaporkan yang pertama terkait dengan isu force labour dan isu trafficking in person. dari temuan dan situasi ini kami melihat bagaimana kebutuhan dari perusahaan penempatan ataupun perusahaan- perusahan pekerja migran dalam memitigasi risiko tersebut. Lebih lanjut rangkaian proses ini adalah upaya bersama dalam mendorong penerapan Responsible Business Conduct,dan Fair Recruitment sebagai mitigasi resiko yang kita coba untuk bisa diterapkan di perusahaan-perusahaan penempatan pekerja migran. dalam sambutannya Sinthia menyampaikan bahwa “ FGD ini dilaksanakan guna mendengarkan apa tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh P3MI dalam pelaksanaan fair recruitment” “selanjutnya kedua forum ini menjadi ruang bagi P3MI untuk menyampaikan apa saja hal-hal yang dibutuhkan agar standar fair recruitment ini dapat dijalankan secara efektif. yang ketiga rangkaian program ini juga masih akan berlanjut dengan melibatkan P3MI ditingkat daerah di tahun depan oleh karenanya kami mengetahui bahwa P3MI di tingkat daerah juga kepemilikannya ada pula yang berada ditingkat pusat, karenanya kami berharap kawan-kawan yang sudah hadir disini dapat menyampaikan pula tujuan dari rangkaian program kegiatan ini dan mendorong pelibatan mengirimkan perwakilan dari cabang P3MI bapak ibu yang berada di daerah.” rangkaian kegiatan ini juga adalah bagian dari upaya mempromosikan kerjasama multipihak antara Kementerian, JBM dan APINDO karena ILO percaya dengan adanya kerjasama multipihak dapat mendukung upaya kita bersama dalam rangka perbaikan tata kelola khususnya dalam peningkatan kepatuhan dan profesionalitas P3MI.
Sambutan kedua disampaikan oleh Rudolf Saut selaku Direktur Eksekutif APINDO, pertama menyampaikan selamat datang di kantor sekretariat APINDO kepada seluruh peserta FGD yang merupakan perwakilan dari berbagai asosiasi. yang kedua mengajak rekan-rekan P3MI menjadi anggota APINDO selanjutnya Direktur Eksekutif APINDO menyampaikan pengalamanya tentang bagaimana pentingnya bargaining position kita saat berada atau berkegiatan di forum-forum luar negeri dengan tetap membawa nilai-nilai universal dan menjunjung harkat martabat manusia terakhir, “jadi pentingnya kita mengawal birokrasi dan peraturan yang berjalan di Indonesia ini, ada banyak hal yang perlu kita advokasi untuk mewujudkan bisnis yang baik itu seperti apa dalam sektor tenaga kerja maka jadi penting untuk kita mengupayakan bersama semoga FGD ini menghasilkan hasil yang terbaik”. Dilanjutkan dengan sambutan yang ketiga dari Jaringan Buruh Migran (JBM) diwakili oleh Prasetyohadi dalam sambutanya menyampaikan, kegiatan ini merupakan rangkain dari kegiatan Lokakarya yang juga telah diikuti oleh rekan-rekan P3MI, Kami berharap rekan-rekan dapat mengikuti kegiatan hari ini hingga akhir sehingga kita dapat berproses secara utuh dan komprehensif dalam rangka membahas bersama terkait kode etik perekrutan yang adil dan responsif gender dalam sesi FGD yang berlangsung. Masuk ke dalam sesi materi FGD terlebih dahulu dilakukan sesi perkenalan peserta dan asal asosiasi dan P3MI masing-masing peserta dipandu oleh fasilitator Iswanti suparma.
Sesi FGD dilanjutkan, peserta bersama fasilitator mendiskusikan bersama hasil survei, kode etik dan ringkasan yang telah dihimpun dari hasil pertemuan kelompok pada kegiatan lokakarya untuk pembahasan kode etik. dalam FGD yang berlangsung peserta menyampaikan situasi yang telah berjalan peserta juga memberikan masukan kepada fasilitator agar bisa dipetakan kategori formal dan informal, selain itu peserta juga memberikan masukan agar kode etik ini juga dapat memuat tidak hanya standar apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di dalam panduan atau kode etik yang akan disusun oleh P3MI tapi perlu juga dapat memuat bagaimana solusinya dalam penerapan kode etik bagi P3MI. pada bagian penutup Fasilitator menyampaikan bahwa rangkaian yang kita lakukan ini merupakan upaya perubahan sistem di mana penting bagi semua pihak tentunya tidak hanya kepada P3MI kita tekankan pentingnya perspektif perlindungan dalam setiap tahapan migrasi kerja.
Kegiatan ini berlangsung sejak pukul 09.00
sampai pukul 13.00 diakhiri dengan makan siang dan foto bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar