Laman

Translate

Kegiatan FGD Model Virtual Help Desk dan Instrumen Monitoring untuk Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Layanan

Ulasan 

Kegiatan  FGD Model Virtual Help Desk dan Instrumen Monitoring untuk Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Layanan


Pada hari Kamis 14 Desember 2022 berlokasi  di Hotel Aloft Jakarta, Jaringan Buruh Migran, ILO dan didukung oleh Kemenaker melalui program Safe and Fair telah menyelenggarakan, FGD model virtual help desk dan Instrumen monitoring untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan layanan khususnya pemerintah daerah dan pihak swasta (P3MI dan BLK-LN) pada mekanisme penanganan kasus PMI dalam bentuk virtual help desk


Program Safe and Fair: Realizing Women Migrant Workers’ Rights and Opportunities in the ASEAN Region, merupakan bagian dari Global Spotlight Initiative Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk menghapuskan kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan yang diimplementasikan oleh ILO dan UN Women, bekerjasama dengan UNODC. Program ini bertujuan untuk memastikan migrasi tenaga kerja yang aman dan adil bagi semua perempuan di kawasan ASEAN.



Kegitan ini dihadiri sebanyak 20 orang peserta diantaranya hadir  Direktur Bina Penempatan dan Pelindungan PMI, Kemnaker, Direktur Bina Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan, Kemnaker, Koordinator Bidang Pembinaan Penempatan PMI, Kemnaker, Koordinator Bidang Pengembangan Kemitraan Penempatan Pelindungan PMI, Kemnaker, perwakilan dari BP2MI. Hadir pula, Koordinator program Safe and Fair ILO Jakarta dan para peneliti Jaringan buruh migran (JBM). 

Kegiatan ini berlangsung secara tatap muka selama satu hari dimulai pukul 09.00 sampai pukul 17.00. Pada sambutan pembuka kegiatan yang disampaikan melalui daring  Rendra Setiawan Direktur Binapenta Kemnaker RI menyampaikan dengan hadirnya, monitoring tools bagi penyedia layanan swasta ( P3MI dan BLKLN ) dimasa new normal ini monitoring tools ini dapat dipakai untuk  melihat implementasi SOP P3MI dan BLKLN. Terkait dengan virtual help desk, layanan ini dapat diimplementasikan baik secara daring maupun luring. Harapannya jangkauan dari virtual help desk dapat menjangkau CPMI dan PMI sampai ke pelosok-pelosok desa sehingga layanan ini dapat diakses dimanapun. Kemenaker sedang mengembangkan model sistem informasi dan pendataan  yang akan selesai di awal tahun 2023. Kemnaker berharap hasil dari FGD ini menjadi bagian yang dapat kami gunakan untuk memfinalisasikan model sistem informasi dan pendataan yang ada. 


Selanjutanya, disampaikan oleh Sinthia Harkrisnowo, ILO Jakarta dalam sambutannya ia menyampaikan, pada pelaksanaan layanan pemerintah dan swasta sering terjadi rolling staff. Virtual help desk dapat menjadi sumber informasi, media soft learning, sehingga jika tidak ada catatan atau dokumentasi yang dapat dipelajari, staf baru dapat mengakses file melalui virtual help desk. Terakhir, Savitri Wisnu, Seknas JBM  menyampaikan, bahwa adanya kebijakan  itu tidak serta merta dapat diimplementasikan secara baik bila pengawasan tidak benar-benar dijalankan. Pengawasan yang baik membutuhkan tools yang jelas dan efisien agar dapat mengukur layanan yang ada berprespektif perlindungan. 




Agung Setiawan sebagai bagian dari tim peneliti  menyampaikan paparannya terkait isi-isi  dalam virtual help desk  yang memuat informasi mengenai alur informasi, bagaimana migrasi aman, pengaduan dan kebijakan perlindungan dari tingkat nasional dan daerah. 

Tim peneliti lainya Iswanti Suparna menyampaikan mengenai isi-isi yang terkandung didalam monitoring tools yakni  Tujuan penyusunan instrument monitoring. Sebagai upaya memperkuat pelaksanaan kebijakan Kepmen 294 tentang pedoman pelaksanaan penempatan PMI di masa new normal 

Dalam pemaparannya Iswanti juga menyampaikan cakupan monitoring toolsi yang terdiri dari informasi dan sosialisasi terkait protocol kesehatan selama pandemic dan endemic, data terkait pandemic, data profil dan data terpilah gender. Data terpilah gender dapat implementasikan agar kerentanan dan kebutuhan perempuan dan laki-laki dapat terjawab.  Sebelum kegiatan FGD berakhir acara ditutup dengan foto bersama. ( Ega Melindo ) 




Kegiatan Uji Petik Finalisasi Monitoring Tools P3MI dan BKLN Dalam Rangka penguatan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia

Ulasan 

 

Kegiatan  Uji Petik  Finalisasi Monitoring Tools  P3MI dan BKLN

Dalam Rangka penguatan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia

 

Jumat 16 Desember 2022, Jaringan Buruh Migran [ JBM] dan ILO Jakarta melakukan Uji petik matrik sebagai proses uji coba dan validasi monitoring tool ke P3MI dan BLK - LN dalam rangka finalisasi matrik monitoring bagi penyedia layanan untuk penguatan perlindungan bagi pekerja migran Indonesia. Hadir dalam kegiatan uji petik ini adalah, tim peneliti JBM (Iswanti, Prasetyohadi dan Ega Melindo) dan Sinthia Harkrisnowo National Project Coordinator ILO – SAFE & FAIR. Dalam kegiatan Uji Petik ini  para peneliti dan perwakilan ILO Jakarta melakukan kunjungan  ke PT Isti Jaya mandiri dan BKLN. Berlangsung secara luring  tatap muka sejak pukul  11.00 sampai dengan 17.00. Mekanisme yang digunakan untuk melakukan uji petik ini  adalah dengan menguji cobakan lembar monitoring tools yang telah dibuat oleh peneliti JBM, sekaligus juga menghitung  durasi pengisian lembar monitoring, pengukuran ini dilakukan untuk melihat sejauh mana lembar monitoring ini dapatsecara  efisien dapat digunakan oleh pemerintah dalam melakukam pengawasan.


“Kegiatan pertemuan hari ini menambah informasi dan pengetahuan bagi kami P3MI dan BKLN , ke depan informasi dan pengetahuan ini akan coba kami bagikan kepada rekan- rekan tentang pentingnya ada SOP tertulis, pendokumentasian dam pencatatan yang baik ke depannya. " menurut perwakilan P3MI dan BKLN.



 


Kegiatan uji petik ini merupakan tahapan  akhir program Jaringan Buruh Migran bekerja sama dengan ILO dan Kemenaker untuk memfinalisasi monitoring tools yang merupakan mandat Kempen 294 tahun 2020 tentang Keputusan Menaker Nomor 294 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia Pada Masa Adaptasi Kebiasaan Baru. Kepmen ini  di sahkan untuk melindungi PMI pada saat masa adaptasi kebiasaan baru. Meskipun pemerintah telah mencabut kebijakan PPKM namun monitoring tools ini masih dapat digunakan untuk penyedia layanan, baik pemerintah ataupun swasta untuk perlindungan PMI pada masa transisi pandemi.

 

Peneliti Jaringan Buruh Migran, Iswanti mengharapkan beberapa hal di kegiatan uji petik agar   monitoring tools ini dapat diimplementasikan. “Dengan menyisir ceklist tools ini P3MI dapat memetik berupaya memenuhi indikator sebagai upaya peningkatan perlindungan bagi Pekerja Migran Indonesia. Harapannya tool ini dapat dipergunakan bagi pemerintah dalam menjalankan pengawasan ketenagakerjaan" tutur  Iswanti.

 

       Lebih lanjut Shintia Harkrisnowo, Koordinator Program Safe and Fair ILO Indonesia menggaris bawahi bahwa  "Instrumen monitoring sebagai turut mendokumentasikan secara terukur pelaksanaan pengawasan yang dapat dianalysis untuk perbaikan layanan dan peningkatan kepatuhan. Layanan yang berkualitas dan terkoordinasi serta menjangkau pekerja migran Indonesia akan memastikan pemenuhan hak-hak dan pengalaman migrasi yang positif, instrument monitoring dapat sebagai alat untuk mendokumentasikan". (Ega Melindo) 

 

 

 



 

Anggota Jaringan


SBMI, KSPI, KSBSI, Aspek Indonesia, FSPSI Reformasi, ASETUC, IMWU Belanda, Kotkiho, BMI SA, Serantau Malaysia, UNIMIG, HRWG, JALA PRR, LBH Jakarta, LBH Apik Jakarta, ADBMI Lombok, LBH FAS, Migrant Institute, PBHI Jakarta, Solidaritas Perempuan, INFEST Yogyakarta, TURC, Seruni Banyumas, JBM Jateng, PBH-BM, Migrant Aids, Institute Ecosoc

Contact Information


Telp / Fax : 021-8304153

jaringan@buruhmigran.or.id
jari.pptkiln@gmail.com

Alamat Sekretariat


d/a The Institute for Ecosoc Rights.
Jl. Tebet Timur Dalam VI C No. 17 Jakarta Selatan