
Jaringan Buruh Migran (JBM) adalah koalisi 27 organisasi yang terdiri dari serikat buruh migran yang ada di dalam dan di luar negeri, serikat buruh lokal, organsiasi yang peduli terhadap hak-hak buruh migran. JBM ini sudah ada semenjak 2010 dengan nama JARI PPTKILN. Di tahun 2015, JBM memperluaskan gerakan dengan tidak hanya fokus pada pengawalan revisi UU 39/2004 tetapi juga pada penanganan kasus dan perlindungan buruh migran di tingkat ASEAN.
Laman
Translate
Ulasan pelatihan Training for Trainers (ToT) 23,24 November 2021 - Jaringan Buruh Migran
Ulasan pelatihan Training for Trainers (ToT) 18 November 2021 - Jaringan Buruh Migran
Pelatihan hari kedua ini diisi dengan membahas mengenai hak-hak PMI dan anggota keluarganya. Materi pertama dibawakan oleh Maizidah Salas dari DPN SBMI. Dalam sesi pertama, peserta diajak untuk mengindentifikasi apa saja yang termasuk ke dalam hak-hak PMI dan merefleksikan pengalaman-pengalaman dalam mengadvokasi kasus berdasarkan atas hak PMI apa saja yang seharusnya didapatkan tetapi malah kadang tidak didapatkan dan bahkan tidak diketahui oleh PMI. Setelah materi pertama mengenai hak-hak PMI dan anggota keluarganya selesai, di sesi kedua membahas materi mengenai hukum dan kebijakan yang mengatur mengenai PMI. Materi ini disampaikan oleh Jeanny Sirait dari LBH Jakarta. Di sesi kedua ini, peserta diajak untuk mengidentifikasi aturan-aturan yang berlaku, baik di nasional maupun internasional dan permasalahan-permasalahan yang ada di dalamnya.
Peserta juga belajar bersama dalam menganalisis dan menginvetarisir permasalahan dari terbitnya suatu peraturan melalui sesi legal drafting, Emma Mukaromah dari Sekretariat KPP-RI memberikan kata kunci penting dalam proses membuat legal drafting. Penasaran dengan yang disebutkan oleh kakak Emma?
Ulasan pelatihan Training for Trainers (ToT) 17 November 2021 - Jaringan Buruh Migran
Pelatihan daring ini dihadiri oleh sekitar 25 orang peserta yang berasal dari komunitas-komunitas di daerah kantong PMI dan berjalan dengan baik, walaupun terdapat sedikit hambatan yang berkaitan dengan jaringan atau sinyal serta kapasitas gadget peserta yang berbeda-beda. Pelatihan dibuka oleh Savitri Wisnuwardhani selaku SekNas JBM. Savitri membuka dengan mengucapkan terima kasih kepada para peserta, pemateri, fasilitator, dan co-fasilitator yang sudah bersedia meluangkan waktu untuk pelatihan ini. Pelatihan ToT ini semoga dapat memperkaya teman-teman peserta pelatihan yang ke depannya diharapkan dapat siap ketika menjadi trainers.
Sesi pertama dari pelatihan ini membahas dan mengingatkan kembali pemahaman peserta diskusi mengenai Hak Asasi Manusia (HAM) yang difasilitatori oleh Daniel Awigra (HRWG) dan materi kedua membahas mengenai pengantar pengenalan gender yang difasilitatori oleh Yuni Asriyanti. Dalam pemaparan singkatnya, Daniel dan Yuni masing-masing dapat mengajak peserta untuk menelusuri, memahami dan berdiskusi mengenai peran penting HAM dan Gender dalam migrasi. Salah satu hal yang menarik adalah ketika peserta berdiskusi bersama mengenai gender dan gender sebagai kontruksi sosial dengan dipandu menggunakan permainan interaktif. Banyak respon yang tidak terduga dari para peserta diskusi. Di akhir sesi pelatihan, Iradah Haris dari Migrant Aid Indonesia, turut memberikan kesan bahwa pelatihan dan diskusi yang diberikan sangat baik dan berbobot baik secara pemahaman akan HAM dan responsif gender.