Laman

Translate

Siaran Pers OPEN MIC : Mendesak Puan Segera Paripurnakan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PPRT) Penuhi Komitmen Wujudkan Perlindungan Bagi PRT

 

Siaran Pers

OPEN MIC : Mendesak Puan Segera Paripurnakan RUU  Perlindungan Pekerja Rumah  Tangga (PPRT) Penuhi Komitmen Wujudkan Perlindungan Bagi PRT






Dalam rangka memperingati Hari Pekerja Rumah tangga  yang jatuh pada tanggal 15 Februari 2023, Jaringan Buruh Migran (JBM) berkolaborasi bersama  Jala PRT dan  organisasi serikat buruh migran baik di dalam dan luar negeri yang menyelenggarakan  Open Mic : Puan Segera Paripurnakan RUU PPRT" mendesak agar Pimpinan DPR segera  Paripurnakan RUU PPRT. Penuhi Komitmen Wujudkan Perlindungan Bagi PRT. 

Sembilan belas tahun lamanya Pekerja Rumah Tangga (PRT) di Indonesia telah berjuang untuk pengesahan RUU-PPRT. Presiden Joko Widodo pada 18 Januari 2023 menyatakan bahwa Pemerintah Indonesia mendukung pembahasan segera RUU-PPRT bersama DPR-RI. Dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (18/1/2023). Presiden Jokowi menuturkan “Saya dan pemerintah, berkomitmen dan berupaya keras untuk memberikan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga (PRT), jumlah pekerja rumah tangga di Indonesia diperkirakan mencapai 4 juta jiwa dan rentan kehilangan hak-haknya sebagai pekerja". Namun hingga hari ini, belum ada agenda pasti kapan RUU-PPRT akan dibawa dalam rapat paripurna DPR-RI 2023.

Situasi dan kondisi kerentanan dan ketidakadilan  yang dialami oleh pekerja rumah tangga tak bisa dilepaskan dari konstruksi  yang tidak melihat PRT secara interseksionalitas  sebagai pekerja namun hanya dilihat sebagai aktivitas domestik semata yang berada dalam level terbawah, padahal menurut survei Organisasi Buruh Internasional (ILO) dan Universitas Indonesia pada 2015, PRT berperan penting dalam kelancaran fungsi rumah tangga dan pasar tenaga kerja. Sayangnya kerentanan bagi pekerja rumah tangga (PRT) masih terus terjadi. Data Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (JALA PRT), mengatakan lebih dari 400 pekerja rumah tangga (PRT) mengalami berbagai tindakan kekerasan sejak tahun 2012 hingga 2021 mulai dari mendapatkan kekerasan psikis, fisik, ekonomi, pelecehan seksual, hingga berada dalam situasi perdagangan manusia.

Savitri Wisnu( JBM) Sudah 19 tahun PRT menanti negara hadir melalui disahkannya RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga menjadi Undang-undang.  PRT juga berkontribusi pada pembangunan. Tanpa PRT, keluarga-keluarga di Indonesia tidak dapat bekerja secara maksimal di ruang publik. Menunda 1 hari = 11 PRT menjadi korban kekerasan. Segera Paripurnakan RUU PPRT.

Binti Rosidah ( Pertimig Malaysia ) Pekerja rumah tangga dimanapun berada, didalam dan diluar negeri sangat rentan mengalami kekerasan fisik, gaji tidak dibayar, tidak ada istirahat dan libur,tidak ada jam kerja dan bahkan mengalami pelecehan seksual. Untuk itu, kami Persatuan Pekerja Rumah Tangga Indonesia Migran (PERTIMIG) di Malaysia mendesak DPR-RI segera mengesahkan RUU-PPRT untuk menjamin hak setiap pekerja rumah tangga. Pengesahan RUU-PPRT juga akan meningkatkan posisi tawar dalam diplomasi pemerintah RI - dengan negara tujuan dalam rangka menyelesaikan kasus-kasus kekerasan dan pelanggaran yang dialami PRT migran di luar negeri

Wati ( SBMI Taiwan) Lebih dari Sembilan belas tahun RUU PPRT belum di sahkan, dan entah kepada siapa lagi kami harus bicara.Apakah mungkin selamanya kita  Pekerja Rumah Tangga tidak mendapatkan, perlindungan, Pengesahan RUU PPRT adalah hutang pemerintah yang harus dibayar.

Suster Laurentina (JPIC Divina Providentia Kupang)  Karena saya sebagai seorang religius ( biarawati) Katholik maka saya bicara berdasarkan prespektif agama Katolik, Bahwa kami sangat diharapkan untuk memperlakukan semua manusia secara manusiawi apapun pekerjaannya.Bahwa pekerjaan manusia itu tidak sekedar masalah upah, hak dan kewajiban namun juga demensi sosialnya juga. Jadi para majikan juga harus memperhatikan para ARTnya sebagai manusia yang harus dihargai bukan sebagai budak yang hanya dimanfaatkan tenaga saja. Maka segeralah negara kita untuk mengesahkan RUU PPRT agar mereka terlindung.

Novia ( IPPMI) sudah banyak sekali PRT Yang mengalami eksploitasi Di tempat kerja.

Mengalami kekerasan secara fisik, mental, seksual maupun verbal. Dan tidak  mendapatkan kondisi kerja yang layak. Hal ini Akan terus terjadi Karena tidak adanya payung hukum Yang jelas Yang melindungi PRT. Bahkan perjuangan kawan kawan sangatlah berat, terjal Dan sudah lama namun Belum terealisasi. IPPMI Singapura ikut mendesak pengesahan RUU PRT segera.  Agar PRT mendapat perlindungan Dengan disahkannya RUU- PRT Di Indonesia, maka akan berpengaruh baik pula  kepada PRT Migran Yang juga  berjuang menuntut perlindungan atau payung hukum dari negara penempatan PRT adalah pekerja PRT adalah kita.

Suherman ( Serantau Malaysia) PRT adalah perempuan, perempuan  yang berjuang demi keluarganya.  demi masa depan anak anaknya. PRT bukan pembantu.  PRT adalah pekerja yang perlu mendapat perlindungan. Segera paripurnakan RUU PPRT,  segera sahkan RUU PPRT. 

Neni ( Seruni Banyumas) Kita meminta kepada negara lain untuk menghormati dan melindungi pekerja Indonesia. dan kita  memperjuangkan perlindungan pekerja kita di luar negeri. sudah semestinya pula kita  sendiri Indonesia mewujudkan perlindungan terhadap pekerja rumah tangga di negara kita sendiri.   dengan segera paripurnakan RUU PPRT. Perlindungan harus dimulai dari sini, dari negara kita. Yang Mulia Ketua DPR RI Segera sahkan UU PPRT

Lebih lanjut, Yatini ( SEBUMI-KSBSI ) Potret Pekerja Migran Indonesia adalah Perempuan, mayoritas mereka bekerja di wilayah domestik sebagai PRT, yang minim akan perlindungan dan rentan terhadap kekerasan, dengan mengesah RUU PPRT menjadi Undang =Undang  adalah pintu masuk Indonesia untuk melakukan bargaining position dengan negara tujuan, sebagai komitmen Indonesia untuk melindungi warganya yang notabanenya menyumbang devisa negara hingga 158 Trilliun. Sahkan RUU PPRT dam wujudkan kerja layak untuk Pekerja Rumah tangga sebagai Komitmen Negara yang beradab.

Terakhir Sutinah ( SPRTSapulidi ) menyampaikan Kami PRT adalah Pekerja Rumah Tangga. Sebagai pekerja yang mayoritas perempuan dan warga, kami mengajak  semua, sudah saatnya berubah. Mari menjadi bangsa yang menghargai dan memanusiakan PRT. Mari bersama perjuangkan UU PPRT.

 

Jakarta, 26 Februari 2023

JBM, Jala PRT, Pertimig Malaysia, DPN SBMI, IPPMI, SBMI Taiwan, Serantau Malaysia, Seruni Banyumas, Sebumi-KSBSI, JPIC Divina Providentia Kupang

                                                                                   

 Narahubung

Savitri : 0821-2471-4978

Binti Rosidah  : +60 11-1229 7868

Sutinah  :  0895-6175-00309

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anggota Jaringan


SBMI, KSPI, KSBSI, Aspek Indonesia, FSPSI Reformasi, ASETUC, IMWU Belanda, Kotkiho, BMI SA, Serantau Malaysia, UNIMIG, HRWG, JALA PRR, LBH Jakarta, LBH Apik Jakarta, ADBMI Lombok, LBH FAS, Migrant Institute, PBHI Jakarta, Solidaritas Perempuan, INFEST Yogyakarta, TURC, Seruni Banyumas, JBM Jateng, PBH-BM, Migrant Aids, Institute Ecosoc

Contact Information


Telp / Fax : 021-8304153

jaringan@buruhmigran.or.id
jari.pptkiln@gmail.com

Alamat Sekretariat


d/a The Institute for Ecosoc Rights.
Jl. Tebet Timur Dalam VI C No. 17 Jakarta Selatan